SURAKARTA – Fakultas Dakwah dan Pengembangan Masyarakat Institut Pesantren Mathali'ul Falah (IPMAFA) Pati melaksanakan rapat koordinasi internal untuk membahas penguatan pelaksanaan praktek lapangan atau magang mahasiswa di Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) dan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), Senin (25/11/2025).
Rapat dilakukan oleh Dekan Fakultas dan jajaran Prodi PMI dan KPI yang berlangsung dengan nuansa santai di salah satu kafe di daerah Surakarta. Suasana informal ini sengaja dipilih untuk menciptakan komunikasi yang lebih cair dalam membahas berbagai isu penting terkait pelaksanaan praktek lapangan di kedua prodi yang memiliki karakteristik berbeda namun sama-sama penting bagi pengembangan kompetensi mahasiswa.
Di Program Studi PMI, kegiatan praktek lapangan diistilahkan dengan Kuliah Kerja Lapangan (KKL). Mahasiswa PMI biasanya melakukan KKL di lembaga-lembaga yang bergerak dalam kegiatan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat seperti Pemerintah Daerah, Organisasi Perangkat Daerah (OPD), berbagai dinas pemerintahan, Komisi Pemilihan Umum (KPU), Organisasi Non-Pemerintah (Ornop/NGO), Pemerintah Desa, dan lembaga swasta lainnya yang aktif dalam kegiatan pembangunan masyarakat. Kegiatan KKL dirancang agar mahasiswa dapat mengaplikasikan teori pengembangan masyarakat yang dipelajari di bangku kuliah ke dalam praktik nyata di lapangan.
Sementara itu, Program Studi KPI memiliki karakter yang berbeda karena mahasiswa dibekali dengan kompetensi penyiaran dan komunikasi yang berkaitan erat dengan lembaga penyiaran seperti televisi, media massa, radio, komunitas penyiaran, content creator yang bonavide dan lembaga broadcasting lainnya. Di Prodi KPI, istilah yang dipakai adalah Kuliah Kerja Komunikasi (KKK) dimana mahasiswa dapat mengasah kemampuan praktis mereka di bidang jurnalistik, produksi konten, penyiaran radio dan televisi, serta media digital.
Penyesuaian Waktu dan Kebijakan
Dekan Fakultas Dakwah Isyrokh Fuaidi LLM menekankan pentingnya pengaturan waktu pelaksanaan magang yang disesuaikan dengan karakter kompetensi masing-masing prodi. Selain karakter kompetensi yang berbeda, waktu pelaksanaan juga harus diatur agar sesuai dengan kebijakan tempat yang menjadi lokasi praktek lapangan.
Rapat juga membahas pentingnya mahasiswa menyelesaikan kewajiban akademik setelah magang. Mahasiswa diharuskan membuat laporan dan melanjutkan tugas perkuliahan seperti penulisan tugas akhir yang harus diselesaikan tepat waktu.
Jangan sampai karena terlalu menikmati kegiatan magang, kewajiban kuliah yang masih tersisa malah dilupakan. Kita harus memastikan mahasiswa dapat mengatur waktu dengan baik antara pengalaman magang dan penyelesaian studi, demikian salah satu poin pembahasan.
Menariknya, tidak sedikit mahasiswa yang setelah melakukan magang justru ditawari peluang kerja di lembaga tempat mereka magang. Hal ini mengingat kompetensi yang dimiliki mahasiswa sesuai dengan kebutuhan perusahaan atau tempat magang tersebut. Ini adalah prestasi yang membanggakan, namun perlu koordinasi yang baik agar mahasiswa yang mendapat tawaran kerja tetap dapat menyelesaikan kuliah tepat waktu.
Hal-hal di atas menjadi bahan koordinasi penting antara Fakultas dan Prodi sebagai bahan evaluasi ke depan. Tujuannya adalah agar kegiatan magang mahasiswa, tawaran bekerja dan aktivitas akademik lainnya dapat berjalan bersama dengan baik sehingga mahasiswa dapat menyelesaikan kuliah tepat waktu dengan tetap mendapatkan pengalaman kerja yang berharga.
Hasil rapat ini tentu akan ditindaklanjuti dengan penyusunan panduan teknis pelaksanaan magang yang lebih komprehensif dan pembuatan sistem monitoring yang lebih ketat untuk memastikan mahasiswa tidak tertinggal dalam menyelesaikan tugas akhir mereka. Masing-masing Prodi terus berupaya meningkatkan kualitas pendampingan mahasiswa, baik saat magang maupun saat penyelesaian tugas akhir.

0 Comments